Presbiopia merupakan gangguan bertahap dari respon akomodasi sebagai hasil dari kehilangan elastisitas lensa. Amplitudo akomodasi akan berkurang seiring bertambahnya usia. Akomodasi merupakan perubahan kekuatan dioptri mata yang terjadi akibat perubahan kekuatan lensa. Pada orang dengan usia muda, akomodasi dapat terjadi akibat penurunan diameter lensa, peningkatan ketebalan lensa, dan peninggian kurvatura permukaan lensa. Sedangkan pada penderita presbiopia, terjadi perubahan pada badan siliaris dan lensa.
Prevalensi penderita presbiopia pada usia di atas dan sama dengan 30 tahun di india selatan dan brazil adalah sebanyak 55 persen. Peningkatan angka prevalensi akan terjadi sesuai pertambahan usia. Selain itu, angka prevalensi presbiopia pada waniat lebih tinggi dibandingkan pria.
Presbiopia menjadi masalah klinis ketika amplitudo akomodasi tidak cukup bagi pasien untuk membaca dan melakukan pekerjaan jarak dekat. Gejala presbiopia biasanya mulai setelah usia 40 tahun. Onset usia bergantung pada kesalahan refraksi yang sudah ada sebelumnya, ukuran pupil, pekerjaan penderita, dan beberapa variabel lain. Seseorang dengan mata emetropik (tanpa kesalahan refraksi) akan mulai merasakan ketidakmampuan membaca huruf kecil atau membedakan benda – benda kecil yang terletak berdekatan pada usia sekitar 44-46 tahun. Hal ini semakin buruk pada cahaya yang redup dan biasanya lebih nyata pada pagi hari atau apabila subyek lelah.
Presbiopia dikoreksi dengan menggunakan lensa plus untuk mengejar daya fokus lensa yang hilang. Lensa plus dapat digunakan dalam beberapa cara. Kacamata baca memiliki koreksi dekat di seluruh bukaan kacamata sehingga kacamata tersebut baik untuk membaca tetapi membuat benda – benda jauh menjadi kabur. Untuk mengatasi gangguan ini, dapat digunakan kacamata separuh yaitu kacamata yang bagian atasnya terbuka dan tidak dikoreksi untuk penglihatan jauh.