Di penjara Gherla, seorang Kristen bernama Grecu dipukuli sampai mati. Prosesnya berlangsung berminggu-minggu lamanya, mereka melakukannya secara perlahan-lahan. Ia pernah dipukuli telapak kakinya dengan pentungan karet lalu ditinggalkan. Beberapa menit kemudian ia dipukuli lagi, lalu setelah beberapa menit kembali dipukuli. Alat vitalnya dipukuli. Lalu dokter menyuntiknya. Ia sembuh dan diberi makanan yang sangat baik untuk memulihkan tenaganya, lalu dipukuli lagi hingga akhirnya ia mati akibat pemukulan yang dilakukan berulang-ulang dan perlahan itu.
Salah seorang yang memimpin penyiksaan itu adalah seorang anggota Komite Sentral Partai Komunis, bernama Reck.
Saat pemukulan berlangsung, Reck mengatakan kepada Grecu sesuatu yang sering diucapkan komunis terhadap umat Kristen, "Tahukah kalian, akulah Tuhan. Aku berkuasa atas hidup dan matimu. Ia yang berada di surga tidak dapat menentukan hidupmu. Semuanya tergantung kepadaku. Bila aku mau, kamu hidup. Jika aku mau, engkau akan dibunuh. Akulah Tuhan!" Demikian ia mengejek umat Kristen.
Dalam keadaan gawat, Saudara Grecu memberikan suatu jawaban yang menarik kepada Reck.
Ia berkata, "Anda tidak menyadari bahwa ucapan Anda itu maknanya dalam sekali. Setiap ulat sebenarnya adalah kupu-kupu, jika ia berkembang dengan benar. Anda sebenarnya tidak diciptakan untuk menjadi penyiksa, seseorang yang membunuh. Anda telah diciptakan untuk menjadi seseorang yang menyerupai Tuhan, dengan kehidupan Allah dalam hati Anda. Banyak orang yang menjadi penganiaya dan pembunuh seperti Anda, menyadari -- seperti Rasul Paulus -- bahwa sangat memalukan bagi seseorang untuk melakukan kekejaman karena mereka dapat melakukan hal-hal yang jauh lebih baik. Dengan demikian, mereka ikut ambil bagian dalam sifat Tuhan. Yesus berkata pada orang Yahudi di zaman-Nya, 'Kalian adalah anak-anak Allah.'
Percayalah kepadaku, Tuan Reck. Panggilan Tuan yang sejati adalah untuk menjadi serupa dengan Tuhan -- untuk memiliki karakter Allah, bukan penyiksa."
Saat itu, Reck tak ambil peduli pada perkataan korbannya, seperti Saulus dari Tarsus yang tak peduli akan kesaksian Stefanus yang indah, yang dibunuh saat kehadirannya. Namun, kata-kata itu bekerja dalam hatinya. Kelak, Reck menyadari bahwa memang itulah panggilannya yang sebenarnya.
Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku : Berkorban demi Kristus
Judul asli artikel: Kami Membuat Suatu Kesepakatan
Penulis : Richard Wurmbrand
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2000
Halaman : 44 -- 45