Banner 480

Minggu, 16 September 2012

LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT


Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid.

Epidemiologi
·         32% dari seluruh kasus leukemia
·         85% pada orang dewasa
·         15% pada anak-anak

Etiologi
·         Sebagian besar idiopatik
·         Benzene, senyawa kimia yang bersifat leukemogenik.
·         Radiasi ionik
·         Sindrom Down
·         Kemoterapi pada pasien tumor padat

Signs&symptoms
*      Tidak selalu ada leukositosis
*      Rasa lelah, perdarahan dan infeksi
*      Perdarahan biasanya dalam bentuk petechia atau purpura (ektremitas bawah)dan epistaxis dan perdarhan lainnya.
*      Infeksi tenggorkan, kulit, paru-paru dan sebagainya disertai dengan demam

Penegakan Diagnosis
*      Berdasarkan Pemeriksaan fisik, morfologi sel dan pengecatan sitokimia.
*      Immunophenothyping dan analisi sitogenetik.

Tahap-tahap diagnostik leukemia akut :
1.       Tentukan adanya leukemia akut
a.       Klinis
                        i.      Adanay gejala sumsum tulang: anemia, perdarahan, infeksi, dan sering disertai gejala hiperkatabolik
                      ii.      Organomegali : limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.
b.      Darah tepi dan sumsum tulang
                        i.      Blast dalam darah tepi >5%
                      ii.      Blast dalam sumsum tulang >30%
2.       Tentukan jenisnya. Jika terdapat fasilitas, lakukan
a.       Immunophenothyping
b.      sitogenetik



*       

ALL
AML
1.      Morfologi
Limfoblas :
*      Kromatin bergumpal
*      Nukleoli lebih samar, lebih sedikit
*      Auer rod : -
*      Sel pengiring : limfosit
Mieloblast:
*      Lebih halus
*      Lebih prominent
Lebih banyak 2x
*      Auer rod : +
*      Sel pengiring : neutrofil
2.      Sitokimia
a.  Mieloperoksidase
b.  Sudan Black
c.  Esterase NS
d.  PAS
e.  Acid phosphatase
f.   Platelet peroksidase

-
-
-
Kasar
+ (Thy ALL)
-

+
+
+
Monositik
Halus
+ M7
3.      Enzim
a.  Tdt
b.  Serum lysozime

+
-

-
+ (monositik)
4.      Imunofenotipe



Terapi
1.       Kemoterapi
Regime kemoterapi untuk LMA umumnya terdiri atas :
a.       Induksi-remisi
                        i.      “three plus seven regimen” : Daunurobicin : 60 ng/M2/hari , i.v., hari 1-3 Ara-C: 200 mg/m2/hari, i.v kontinu selama7 hari.
                      ii.      Regimen DAT (Daunorobicin, ARA-C dan 6-Thioguanin=6TG)
b.    Terapi postremisi terdiri atas:
                        i.      Konsolidasi
2-6 siklus Ara-C dan 6 TG dengan atau tanpa DNR
                      ii.      Terapi Pemeliharaan (masih diperdebatkan)
                     iii.      Imunoterapi
c.       Transplantasi sumsum tulang
2.       Terapi suportif
a.       Untuk mengatasi anemia: Tranfusi PRC sekitar 9-10 g/dl
b.      Untuk mengatasi infeksi: antibiotik adekuat, tranfusi konsetrat granulosit, perawatan khusus, G-CSF atau GM-CSF
c.       Untuk mengatasi perdarahan: tranfusi konsentrat trombosis, pada M3 diberikan heparin untuk mengatasi DIC
d.      Untuk mengatasi leukostasis: dilakukan hidrasi intravenous dan leukapharesis
e.      Pengelolaan sindrom lisis tumor: hidrasi yang cukup, pemberian alupurinol dan alkalinisasi urin.

PROGNOSIS

Hasil pengobatan LMA tidak sebaik LLA. Tetapi akhir-akhir ini hasil pengobatan mencapai kemajuan yang sangat pesat. Remisi dicapai pada 60-80% kasus, 305 diantaranya tetap bebas leukimia setelah 3-5 tahun, sebagian besar darinya akan mengalami kesembuhan. Namun, pada pasien di tas umur 65 tahun hanya didapat hasil kesembuhan sekitar 5%.

Banner 480 bawah




Your Clicks! Your Earning!